A. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Data Variabelnya
Klasifikasi variabel sangat penting dalam penelitian krena terkait dengan alat pengumpul
data yang akan digunakan dan metode alanlisis data yang akan diterapkan. Berdasarkan datanya
variabel dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasarkan proses pengelompokan atau
penggolongan, variabel ini bersifat deskrit dan mutually exclusive (saling pilah) antara
katagori yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh: jenis kelamin (laki-laki-perempuan),
status perkawinan (sudah kawin-belum kawin), kehadiran (hadir-tidak hadir) dan sebagainya.
Dengan demikian, variabel ini dinamakan pula variabel nominal atau variabel deskrit.
Angka yang diperoleh pada variabel ini digunakan untuk menghitung jumlah seperti, jumlah
laki-laki/perempuan, jumlah yang sudah menikah/belum, dan seterusnya. Jumlah tersebut
dinyatakan sebagai frekuensi. Ke dalam variabel ini termasuk juga penomeran, misalnya
nomer telepon. Hal ini dikarenakan nomer telpon tidak menunjukan lebih-kurang, misalnya
nomer telepon si A 7562202 dan si B 2503122. Nomor tersebut tidak dapat dikatakan bahwa
No telepon si A lebih banyak dari si B, No telepon si A sekian kali nomor telepon si B. Data
dari variabel deskrit disebut data deskrit berupa frekuensi.
2. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang atau tingkatan-tingkatan dalam atribut tertentu. Jenjang atau tingkatan tertinggi diberi angka 1, jenjang
berikutnya 2, dan seterusnya. Misalnya: rangking siswa di kelas, rangking dalam suatu perlombaan atau Si A anak terbaik di sekolah. Data dari variabel ordinal disebut data ordinal,
berupa tingkatan.
3. Variabel interval, yaitu suatu variabel yang dihasilkan dari pengukuran yang diasumsikan
terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama misalnya meter, derajat, gram, dsb. Satuan hasil
pengukuran tersebut lebih jelas dibandingkan dengan variabel ordinal. Sebagai contoh,
perbedaan panjang antara benda A dan B adalah 20 cm, sementara kita sulit
mengukur jarak kepandaian antara si A dan si B seperti pada variabel ordinal. Data dari
variabel interval disebut data interval, berupa ukuran atau jarak.
4. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan, misalnya panjang benda A dua kali panjang
benda B, atau variable yang dalam kuantifikasinya memiliki nol mutlak (nol yang masih
memiliki nilai tertentu, misalnya 0 derajat Celcius, berbeda dengan 5-5 = 0). Dalam penelitian di
bidang ilmu-ilmu sosial, orang jarang menggunakan variabel ratio. Data dari variabel ratio
disebut data ratio, berupa perbandingan.
Ketiga variabel terakhir (ordinal, interval dan, ratio) dikelompokan ke dalam variabel
kontinum.
B. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, di dalam suatu penelitian sering dibedakan antara variable bebas
(yang mempengaruhi) dan variabel tergantung/terikat (yang dipengaruhi). Selain variabel bebas
utama, terdapat variabel-variabel lainnya yang mungkin berpengaruh terhadap variabel terikat,
yaitu: variabel moderator, variabel kendali, dan variabel rambang.
Hubungan antara kedua kelompok variabel (mempengaruhi dan dipengaruhi)) tersebut, dapat
digambarkan sebagai berikut:
\
Dalam suatu penelitian, variabel terikat biasanya merupakan titik pusat permasalahan, oleh
karena itu variabel terikat sering dikatakan sebagai kriterium. Sebagai contoh: pada penelitian di
bab terdahulu: Metode diskusi dan ceramah merupakan variabel bebas utama yang ingin diteliti
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Selain kedua metode tersebut, banyak kemungkinan
bahwa hasil belajar para siswa tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti: jenis
kelamin, usia, penghasilan orang tua, kepemilikan buku sumber, jarak rumah ke sekolah,
cara belajar, dan sebagainya.
Apabila peneliti juga memperhitungkan jenis kelamin terhadap hasil belajar tersebut
meskipun tidak diutamakannya, maka jenis kelamin itu disebut sebagai variabel moderator.
Selain jenis kelamin, mungkin peneliti ingin pula melibatkan faktor usia. Akan tetapi karena usia
variasinya mungkin terlalu banyak atau ekstrim, maka peneliti membatasi hanya pada kelompok
umur tertentu saja. Maka pada penelitian ini, usia disebut sebagai variabel kendali. Sementara
apabila untuk variabel-variabel lainnya (penghasilan orang tua, kepemilikan buku sumber, jarak
rumah ke sekolah, cara belajar), peneliti menganggap tidak berpengaruh atau kalaupun ada
pengaruhnya sangat kecil (tidak signifikan) sehingga dapat diabaikan, maka variable-variabel
tersebut dinamakan variabel rambang. Namun suatu hal yang perlu diperhatikan, bahwa
merambangkan suatu variabel hendaknya disertai dengan argumentasi atau alasan tertentu
mengapa variabel tersebut dirambangkan. Seringkali dalam penulisan skripsi para mahasiswa
merambangkan variabel tanpa alasan yang jelas.
Kedua kelompok variabel di atas (yang mempengaruhi dan dipengaruhi) dihubungkan oleh
variabel intervening yang terdapat di dalam diri subyek penelitian. Variabel ini umumnya
berupa proses yang tidak dapat dimati dari luar, dan baru terlihat setelah diketahui hasilnya.
Misalnya, kita ingin mengetahui bagaimana proses yang terjadi di dalam diri siswa ketika
seorang guru sedang mengajar dengan metode diskusi dan ceramah di dalam kelas. Kita baru
akan mengetahui atau menyimpulkannya proses yang terjadi di dalam diri siswa setelah
mengetahui hasil belajarnya. Apabila hasil belajarnya baik, berarti bahwa proses belajar untuk
memahami materi yang diajarkan guru di dalam diri siswa baik, atau sebaliknya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar